Translate

Selasa, 04 Maret 2014

Pekerjaan Pondasi





Pengertian
Sebuah bangunan tidak dapat begitu saja didirikan langsung diatas permukaan tanah, untuk itu diperlukan adanya struktur bangunan bawah yang disebut pondasi. Pondasi adalah bagian
dari bangunan yang berfungsi mendukung seluruh berat dari bangunan dan meneruskannya ke tanah dibawahnya. Untuk membuat pondasi diperlukan pekerjaan galian tanah. Pada umumnya lapisan tanah dipermukaan setebal ± 50 cm adalah lapisan tanah humus yang sangat labil dan tidak mempunyai
daya dukung yang baik, oleh karena itu dasar pondasi tidak boleh diletakkan pada lapisan tanah humus ini. untuk menjamin kestabilan pondasi dan memperoleh daya dukung tanah yang cukup besar, maka dasar pondasi harus diletakkan pada kedalaman lebih dari 50 cm dari permukaan tanah sampai mencapai lapisan tanah asli yang keras. Lebar galian tanah untuk memasang pondasi dibuat secukupnya saja asal sudah
dapat untuk memasang pondasi, karena tanah yang sudah terusik, sama sekali akan berubah sifat maupun kekuatannya. Apabila dasar pondasi mempunyai lebar yang lebih kecil, maka daya dukung pondasi tersebut juga kecil dan lebih mudah amblas kedalam lapisan tanah dibawahnya. Sebaliknya jika sebuah pondasi mempunyai lebar alas yang lebih besar, maka daya dukung pondasi tersebut semakin besar pula, sehingga
tidak mudah amblas ke dalam lapisan tanah dibawahnya. Dengan kata lain, makin berat beban bangunan yang harus didukung, makin besar pula daya dukung tanah yang diperlukan dan makin lebar pula dasar pondasinya.

Persyaratan Pondasi
Beberapa syarat untuk pekerjaan pondasi yang harus diperhatikan :
  1. Dasar pondasi harus mempunyai lebar yang cukup dan harus diletakkan pada lapisan tanah asli yang keras
  2. Harus dihindarkan memasang pondasi sebagian pada tanah keras dan sebagian lagi pada tanah lembek.
  3. Pondasi harus dipasang menerus dibawah seluruh dinding bangunan dan dibawah kolom kolom yang berdiri bebas.
  4. Apabila digunakan pondasi setempat, pondasi pondasi tersebut harus dirangkaikan satu dan lainnya dengan balok pengikat (balok, sloof, kopel)
  5. Pondasi harus dibuat dari bahan yang awet berada didalam tanah dan kuat menahan gaya-gaya yang bekerja padanya, terutama gaya desak.
  6. Apabila lapisan tanah keras tidak sama dalamnya, tapi untuk seluruh panjang pondasi dasarnya harus tetap diletakkan pada kedalaman yang sama.
  7. Pondasi yang digunakan adalah pondasi dangkal dengan menggunakan batu belah dengan bentuk pondasi plat lajur.
  8. Pondasi ini sedalam 60cm dan dengan campuran 1PC : 4Psr

Jenis Pondasi Bangunan Gedung Sederhana

Menurut jenisnya, pondasi dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu pondasi langsung dan pondasi tak langsung. Pondasi langsung adalah pondasi yang dibuat bila kedalaman lapisan tanah keras maksimal 1 meter, sedangkan pondasi tak langsungadalah pondasi yang dibuat bila kedalaman lapisan tanah keras melebihi 1 meter (Tamrin, 2008).
  1. Pondasi langsung Konstruksi dari pondasi langsung dapat berupa pondasi batu belah/ kali, pondasi batu bata, pondasi beton bertulang, pondasi pias, pondasi plat kaki, dan pondasi balok sloof. Lebar dasar pondasi dibuat lebih besar dari tebal dinding tembok diatasnya, hal tersebut dimaksudkan untuk memperkecil beban persatuan luas pada tanah dasar, karena daya dukung tanah dasar pondasi pada umumnya lebih kecil dari daya dukung pasangan pada pondasi. Untuk pondasi langsung yang menggunakan bahan batu kali, batu bata, dan beton tumbuk, tampang badan pondasi membentuk bangun trapesium, hal tersebut dilakukan selain berguna bagi kestabilan kedudukan pondasi juga untuk efisiensi.
  2. Pondasi Tak Langsung Konstruksi Pondasi Tak Langsung digunakan bila lapisan tanah yang baik/keras terdapat cukup dalam dari permukaan tanah. Prinsip dasar dari konstruksi pondasi tak langsung adalah dengan perantaraan konstruksi pondasi tak langsung tersebut beban bangunan dipindahkan ke lapisan tanah dasar pondasi yang baik. Pada tanah bangunan dimana lapisan tanah mudah pecah akibat pengaruh panas sinar matahari dan air sampai cukup dalam dan lapisan tanah yang mempunyai daya dukung besar cukup dalam, bila konstruksi pondasi langsung dikhawatirkan menyulitkan pelaksanaan pekerjaan dan tidak efisien. Terdapat bermacam-macam jenis konstruksi pondasi tak langsung, diantaranya pondasi umpak, gabungan pondasi plat kaki dan umpak, pondasi sumuran, pondasi tiang straus, dan pondasi tiang pancang. 
  3. Pelaksanaan Pekerjaan Pondasi Secara umum, pelaksanaan pekerjaan pondasi terdiri dari beberapa kegiatan, diantaranya : 
a) Mempersiapkan bahan serta bowplank untuk posisi penempatan. Bowplank yang digunakan adalah terbuat dari papan kayu. 
b) Menggali tanah sesuai dengan bentuk pondasi yang akan dibuat. Penggalian tanah ini dikerjakan dengan tenaga manusia karena tidak terlalu dalam hanya sedalam 60cm saja. Penggalian tanah pada umumnya sedalam 1 meter dengan volume 105,73m. 
c) Pemasangan Anstamping/pasangan batu kosong. Pemasangan ini setinggi 20cm setelah itu diurug dengan tanah padas dan disiram air hingga padat. 
d) Pasangan batu belah dan tulangan kolom. Pada saat pemasangan batu belah sudah mencapai ± 40cm sebaiknya tulangan segera dipasang agar lebih kuat. Dan besar dari tulangannya besarnya 10mm (diameter). Namun dalam pembangunan proyek ini tulangan kolom dipasang bersamaan dengan tulangan sloof. 
e) Menutup lubang yang tersisa dan dipadatkan. Karena tanah yang digunakan sudah baik maka tidak perlu mengganti tanah urugnya lagi.cukup ditutup dengan tanah galian tadi dan sisanya disisihkan terlebih dahulu jikalau nantinya mungkin terpakai. 
f) Pemasangan tulangan Kolom dan Sloof. Tulangan ini dipasang setelah pondasi selesai. Dan pemasangannya tidak sampai menyentuh pondasi/mengambang agar adukan bisa masuk. Ukuran dari tulangan kolom dan sloof sama yaitu 10cm x 10 cm. 
g) Pengecoran Sloof. Untuk pengecoran Sloof ini pihak yang bersangkutan menggunakan adukan dengan racikan 1:2:3 dengan menggunakan koral ukuran 1-2. Sebelum dicor pada bagian pinggir-pinggir kolom dipasang Bekisting (papan kayu). 
h) Pekerjaan sloof Pemasangan Tulangan. Pada pekerjaan pembesiaan sloof mula-mula dipasang tulangan pokok sesuai dengan gambar rencana, dimana tulangan sloof dikaitkan dengan tulangan kolom yang tertanam di pondasi. proses merangkai tulanagannya dikerjakan pada tempat perletakan sloofnya. Pada umunya, pekerjaan sloof di proyek bangunan gedung sederhana menggunakan sloof dengan ukuran 15x20 cm dengan tulangan besi polos 4 Ø12 mm dan beugel Ø6 mm dengan jarak selang 15cm.
  • Proses Bekesting Setelah penulangan selesai,maka dilanjutkan dengan pekerjaan bekesting. Sebelum bekesting yang sudah dibuat dipasang, terlebih dahulu tulangan kolom didirikan atau dibuat. Tulangan sloof pada tulangan,agar tulangan sloof terselimuti oleh beton pada saat proses pengecoran.dan bekesting ini disesuaikan dengan bentuk sloof yang ada dengan menggunakan kayu multiplek. 
  • Pengecoran Sloof Setelah pekerjaan bekesting selesai ,maka bisa dilanjutkan dengan pekerjaan pengecoran sloof yang sebelumnya dilakukan pengecekan ulang pada bekesting dan penulangan serta tidak lupa memberi beton decking yang sering disebut “beton tahu” ,sehingga pada saat pengecoran tidak terjadi pengeseran dan antara bekesting dengan tulangan tidak menempel. Serta jangan lupa menegakkan tulangan kolom sesuai rencana untuk mempermudah pekerjaan berikutnya, sebelum terlanjur dilakukan pengecoran pada sloof.
  • Pembongkaran Bekesting Pembongkaran bekesting pada sloof lebih cepat dan mudah dibandingkan dengan pembongkaran pada pekerjaan kolom,balok.pembongkaran pada sloof dilakukan setelah beton itu mengering pada umur 3 hari. Setelah dilakukan pembongkaran lakukan penyemprotan serta menimbun atau mengurug kembali dengan tanah pada lubang di antara perletakan sloof.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tuliskan komentar, kritik dan saran buat kami

Bagaimana tentang pelayanan kami?